Kebodohan Yang Dilakukan Oleh Orang Sok Pintar

Maaf jika tulisan ini menyinggung perasaan sebagian orang. Ini saya tulis menurut pendapat pribadi saya.

Mungkin, menjadi haters K-Pop adalah suatu kesalahan paling bodoh yang pernah saya lakukan. Dulu, saya merasa bangga menjadi seorang gadis yang—katanya—langka dan patut diidamkan, yaitu gadis yang tidak suka dengan K-Pop. Saya merasa malu jika mengingat saat-saat itu. Mengapa saya merasa bangga menjadi orang yang intoleran, dan suka menjelek-jelekkan orang lain. Mengapa saya percaya-percaya saja pada kata-kata para cowok sok elit, yang mengatakan jika seorang cewek idaman adalah cewek yang benci K-Pop. 

Jadi, saya menjadi haters lama sekali. Saya tidak tahu sudah berapa tahun. Tapi, sebelumnya, saya hanyalah seorang hater biasa-biasa saja. Maksudnya, saya seorang pembenci, tetapi saya masih bertindak wajar. Jika ada konten K-Pop yang lewat di beranda media sosial saya, saya akan langsung skip. Saya tidak berkomentar apa-apa dan meninggalkan jejak buruk disana. Hingga lama-kelamaan, saya berubah menjadi hater yang overhate. 

Hal ini bermula ketika saya menemukan akun haters K-Pop di Instagram. Mereka mengunggah banyak foto yang menjelek-jelekkan K-Pop dan para penggemarnya. Saya tidak tahu, apakah foto itu asli atau hanya foto rekayasa para haters. Tetapi, sebagai seorang hater dan anak di bawah umur pada saat itu, saya percaya saja dengan apa yang ada di dalam foto-foto tersebut. Saya menemukan banyak sekali akun-akun haters K-Pop yang berseliweran. Saya menemukan lebih banyak foto-foto yang serupa. Sejak saat itulah, saya menjadi seorang hater yang overhate. 

Saya tidak pernah membuat akun khusus haters K-Pop. Saya juga tidak pernah berencana untuk membuatnya. Saya bergabung di komunitas pembenci K-Pop di Facebook, dan menyebarkan banyak propaganda serta kebencian terhadap K-Pop. Di grup tersebut, tentunya ada banyak K-Popers yang masuk, untuk melawan para haters. Adminnya juga selalu menyetujui banyak K-Popers yang masuk ke grup itu. Grup itu memang grup untuk haters K-Pop, tetapi tujuan grup itu dibuat, untuk bertengkar bukan? 

Banyak sekali haters K-Pop yang saya temui. Ada yang menjadi haters karena benci dengan tingkah fanatik fansnya, ada yang benci karena tidak suka dengan artisnya, dan ada juga yang membenci karena hidupnya mengikuti syariat agama (yang terakhir ini justru sebaliknya. Kalau dia mengikuti syariat agama, mengapa dia menebar kebencian?). Apapun alasan dan latar belakangnya, pekerjaan mereka hanyalah menebar kebencian terhadap K-Pop. Orang yang katanya hidupnya berpegang teguh pada pedoman agama, juga bertindak agresif seperti haters lain. 

Banyak sekali video-video yang berseliweran tentang ceramah yang mengatakan jika orang yang menyukai K-Pop tidak akan pernah bertemu dengan Rasulullah saat hari kiamat nanti. Dulunya, saya juga menggunakan itu untuk merusak mental para K-Popers (meskipun gagal). Sebenarnya, tidak ada salahnya untuk menyukai seseorang, asalkan tidak berlebihan. Banyak sekali K-Popers yang suka K-Pop karena bakat dan karya-karya mereka, bukan sekadar tampang. 

Saya berhenti menjadi haters K-Pop sejak lama. Saya merasa, haters K-Pop sangatlah toxic. Toxic-nya bahkan melebihi K-Popers yang fanatik. Saya akhirnya sadar, bahwa tidak ada gunanya menebar kebencian. Saya sadar, bahwa saya telah menjadi orang bodoh. Saya akhirnya sadar, bahwa haters yang bertingkah alim, justru kebalikannya. Karena, jika dia alim, tentunya dia tidak akan menebar kebencian. Jika dia ingin menasihati K-Popers yang tingkahnya berlebihan, tentunya dia akan menasihatinya dengan baik-baik, bukan dengan kata-kata kasar. 

Saya mencari tahu lebih banyak tentang foto-foto yang saya dapat di akun-akun haters K-Pop. Ternyata, foto-foto tersebut palsu. Foto-foto tersebut hanyalah editan para haters, ataupun foto-foto yang dibuat oleh haters yang menyamar menjadi fans, untuk membuat nama K-Pop tercoreng. Saya pun meninggalkan dunia haters K-Pop setelah tahu semua hal itu. Saya juga tidak akan pernah kembali kesana. 

Haters K-Pop hanya bisa menghakimi tanpa introspeksi diri. Kebanyakan dari mereka, adalah penonton film biru, tetapi mereka selalu berkata, bahwa menyukai K-Pop adalah sebuah dosa. Ini adalah sebuah kemunafikan yang benar-benar tak bisa ditoleransi. Saya akhirnya paham, mengapa K-Popers begitu marah, ketika mereka menyebarkan kebencian dengan kedok agama, padahal mereka bisa memetik sedikit saja pelajaran dari situ (sebenarnya tidak sih, karena yang menyebarkannya saja orang yang suka... Sudah saya tulis di atas). Beberapa wibu juga adalah haters K-Pop. Mereka selalu mengejek para fans K-Pop karena mereka suka mengkhayalkan idola mereka, padahal mereka sendiri suka mengkhayalkan yang 2D. Sebenarnya, ada banyak lagi sisi kelam haters, yang terlalu banyak jika saya tulis disini. Saya hanya menulis garis besarnya saja. Jika kalian ingin tahu, kalian bisa cari tahu sendiri di akun-akun mereka, lalu bergabung menjadi haters. 

Setelah keluar dari dunia tidak beres itu, saya merasa lebih damai. Tidak ada pertengkaran, ataupun nafsu ingin menjatuhkan seseorang. Saya juga mempunyai teman baru, sedangkan saat saya masih menjadi haters, saya malah mendapatkan musuh. Berhenti dari dunia toxic itu adalah sebuah keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Saya juga tidak akan pernah kembali kesana, dan hanya akan menjalani hidup saya dengan damai tanpa adanya pertengkaran.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Saya harap, para haters yang membaca ini segera menyadari kesalahan mereka. Mari kita hidup damai, tanpa ada rasa benci. Selamat tinggal.

Komentar

Postingan Populer